Peraturan
Lomba Debat
Sistem
Parlementer Inggris
Disusun oleh: Iswahyudi
Soenarto
Berdasarkan
Peraturan World
University
Debating Championship
Bagian 1—Pendahuluan
1.1.
Format Debat
1.1.1.
Satu
debat terdiri atas empat tim yang masing-masing beranggota dua orang (yang
disebut sebagai “members”), seorang moderator (yang disebut “Speaker of the
House”) dan dewan Adjudicator yang terdiri atas 1 sampai 3 orang
1.1.2. Empat tim tersebut terdiri atas
anggota-anggota sebagai berikut:
Opening
Government:
“Prime Minister” atau “First Government member” dan
“Deputy Prime
Minister” atau “Second Government member”;
Opening Position:
“Leader of the
Opposition” atau “First Opposition member” dan
“Deputy Leader of the Opposition” atau
“Second Opposition member”;
Closing Government:
“Member of the Government” atau “Third
Government member” dan
“Government Whip” atau “Fourth Government
member”;
Closing Opposition:
“Member of the Opposition” atau “Opposition
member” dan
“Opposition Whip” atau “Fourth Opposition
member”.
1.1.3. Para anggota akan menyampaikan
pidato mereka dengan urutan sebagai berikut:
(1) Prime Minister;
(2) Opposition
Leader;
(3) Deputy Prime
Minister;
(4) Deputy
Opposition Leader;
(5) Member for the
Government;
(6) Member for the Opposition;
(7) Government
Whip;
(8) Opposition
Whip.
1.1.4. Panjang pidato masing-masing anggota adalah tujuh menit.
Mereka juga harus mengajukan pertanyaan (points of information) ketika anggota tim lawan
sedang menyampaikan pidatonya.
1.2.
Topik (motion)
1.2.1.
Motion harus dituliskan secara
jelas dan tidak ambigu.
1.2.2. Motion harus cukup seimbang, tidak terlalu memberatkan atau memihak kepada
government/opposition
1.3. Persiapan
1.3.1
Debat dimulai setelah 15 menit case building.
1.3.2
Semua tim harus sudah berada di
tempat Debat lima
menit sebelum Debat dimulai.
1.3.3
Para anggota diperkenankan mengunakan materi yang berupa cetakan seperti
buku, jurnal, koran, majalah, selama persiapan (case building). Penggunaan alat elektronik (laptop, handphone, video tape, kalkulator, dll) tidak diperkenankan
baik selama persiapan maupun ketika debat berlangsung.
1.4.
Points of Information ( PoI)
1.4.1
PoI boleh diajukan kepada
anggota yang sedang berpidato antara menit pertama hingga menit keenam pidato.
1.4.2
Untuk mengajukan PoI, seorang
angota harus mengangkat satu tangan ke atas. Anggota yang
mengajukan PoI kemudian menyatakan bahwa ia ingin meminta “Point of
Information” atau istilah lain yang bermakna sama.
1.4.3
Anggota yang sedang berpidato
boleh menerima atau menolak PoI tersebut. Jika diterima, maka PoI harus disampaikan
sembari berdiri
1.4.4
Pengajuan PoI tidak boleh lebih
dari15 detik.
1.4.5
Anggota yang sedang berpidato
boleh meminta agar anggota yang mengajukan PoI duduk, jika sudah dapat terdengar dengan
jelas dan dapat dipahami.
1.4.6
Para anggota harus berusaha untuk menjawab paling sedikit dua PoI selama
pidato mereka. Sebaliknya, mereka juga harus mengajukan PoI ketika Tim lawan
sedang berpidato.
1.4.7
PoI harus dinilai sesuai dengan
butir 3.3.4 dari peraturan ini.
1.4.8
Pengajuan PoI tidak berdasarkan
urutan dan tidak membedakan anggota.
1.5.
Pengaturan Waktu Pidato
1.5.1
Lama pidato untuk
masing-masing anggota adalah tujuh menit (yang akan ditandai dengan dua pukulan
ke meja oleh Timekeeper). Pidato yang lebih lama dari tujuh menit lima belas detik akan
mengurangi nilai.
1.5.2
PoI hanya boleh diajukan
setelah menit pertama dan sebelum menit ke tujuh pidato (yang masing-masing
akan ditandai dengan satu pukulan ke meja oleh Moderator).
1.5.3
Pencatatan waktu pidato adalah
tanggung jawab Moderator (Speaker of the
House).
1.5.4
Jika Moderator tidak ada, Ketua Adjudicator
bertanggung jawab atas pencatatan waktu pidato.
1.6.
Peniliaan (adjudication)
1.6.1
Setelah Debat selesai para adjudicator harus bersidang dan menilai semua Tim dengan
memberi peringkat pertama hingga terakhir (lihat Bagian 5; Penjurian)
1.6.2
Setelah babak penyisihan
selesai, adjudicator harus menyampaikan penjelasan atas peilaian mereka.
Penjelasan ini harus disampaikan esuai dengan butir 5.5 dari peraturan ini.
Bagian 2-Definisi
2.1.
Definisi
2.1.1. Definisi harus menyebutkan
perihal yang akan diperdebatkan yang timbul dari motion dan menjelaskan pengertian berbagai istilah di dalam motion
yang membutuhkan interpretasi.
2.1.2. Prime Minister harus memberikan definisi tersebut pada awal
pidatonya.
2.1.3. Definisi tersebut harus:
a.
mempunyai kaitan yang jelas dan
logis dengan motion ; ini
berarti bahwa orang awam yang logis
dapat menerima kaitan antara motion dengan definisi yang dibuat oleh
anggota debat (definisi yang tidak mempunyai kaitan logis sering disebut
sebagai “squirrel”);
b.
tidak mengambang (not self-proving)-sebuah definisi dianggap
mengambang ketika tidak ada kejelasan apakah permasalahan yang dibicarakan
harus atau tidak harus dilakukan dan tidak ada rebuttal yang masuk akal (definisi seperti ini sering disebut sebagai
“truisms”)
c.
Tidak merekayasa latar waktu ; ini
berarti bahwa debat harus beralatar waktu masa kini dan definisi yang dibuat
tidak boleh mengambil latar waktu di masa lampau atau masa depan.
d.
Tidak merekayasa latar tempat
secara tidak adil-ini berarti bahwa definisi yang dibuat tidak boleh
mempersempit cakupan debat ke wilayah geografis atau politik tertentu yang secara logis
tidak diketahui oleh seorang peserta debat.
2.2
Menyatakan
keberatan atas sebuah definisi (Challenging
the definition)
2.2.1
Leader of the Opposition boleh
memprotes sebuah definisi jika definisi tersebut melanggar butir 2.1.3 dari
peraturan ini. Leader of the Opposition harus secara jelas menyatakan
keberatannya atas definisi tersbut.
2.2.2
Leader of the Opposition harus
memberikan sebuah definisi alternatif setelah menyatakan keberatannya atas
definisi yang dibuat oleh Prime Minister.
2.3
Menilai keberatan atas sebuah definisi
2.3.1
Para adjudicator harus menentukan apakah sebuah
definisi memang “tidak masuk akal’ jika demikian tersebut melanggar butir 2.1.3
dari peraturan ini.
2.3.2
Kewajiban untuk membuktikan
bahwa definisi yang dipersoalkan memang tidak masuk akal ada pada para angotta debat
yang menilai bahwa definisi tersebut tidak masuk akal.
2.3.3
Jika sebuah definisi tidak
masuk akal, pihak oposisi harus memberikan sebuah definisi alternatif yang dapat
diterima oleh para adjudicator.
2.3.4
Jika definisi yang diberikan
oleh Opening Government tidak masuk akal dan sebuah definisi alternatif oleh
Opening Opposition, Closing Government boleh mulai membahas matter yang tidak
berkaitan dengan matter yang dikemukakan oleh Opening Government, tapi
berkaitan dengan definisi yang diberikan oleh Opening Opposition.
2.3.5
Jika Opening Opposition telah
memberikan sebuah definisi yang juga tidak masuk akal, Closing Government boleh
mengajukan keberatan atas definisi tersbut dan memberikan sebuah definisi
alternatif lain.
2.3.6
Jika Closing Government juga
telah memberikan sebuah definisi yang tidak masuk akal (seperti halnya
definsi-definisi dari Opening Government dan Oppening Opposition), Closing
Opposition boleh mengajukan keberatan atas definisi tersebut dan memberikan
sebuah definisi alternatif lain.
Bagian 3- Matter
3.1. Definisi matter
3.1.1. Matter adalah
isi pidato, argumen-argumen yang digunakan oleh seorang anggota debat untuk
membahas permasalahan dan meyakinkan penonton.
3.1.2. Matter mencakup argument dan penjelasan
logis, contoh, studi kasus, fakta dan materi-materi lain yang memungkinkan
berlangsungnya pembahasan masalah.
3.1.3 Matter
mencakup materi-materi positif (atau
substantive) dan rebuttal (argume-argumen yang khusus ditujukan untuk melawan
argument-argumen tim lawan). Pengajuan PoI termasuk dalam matter.
3.2
Unsur-unsur matter
3.2.1. Matter harus relevan, logis, dan
konsisten.
3.2.2. Matter
harus relevan, berarti harus berkaitan erat dengan perihal yang diperdebatkan.
Materi-materi positif harus mendukung kasus yang sedang diangkat dan rebuttal harus melawan materi yang
dikemukan oleh tim lawan. Para anggota harus
mementingkan dan mebagi waktu untuk isu-isu perdebatan yang dinamis.
3.2.3. Matter
harus logis. Argumen-argumen harus dibangun secara logis agar jelas dan masuk
akal dan meyakinkan. Kesimpulan dari seluruh argument harus mendukung kasus
yang dikemukakan oleh angota yang bersangkutan
3.2.4 Matter
harus konsisten. Seluruh angota harus memastikan konsistensi matter yang
mereka kemukakan dalam pidato mereka, tim mereka dan anggota-anggota debat
debat lain yang berada di pihak mereka (dengan mempertimbangkan butir
2.3.4, 2.3.5 atau 2.3.6 dari peraturan ini).
3.2.5 Semua anggota harus mengemukakan matter yang positif (kecuali dua anggota
debat terakhir) dan semua anggota harus menyampaikan rebuttal (kecuali anggota debat yang pertama). Government Whip
boleh memilih untuk menyampaikan matter yang positif.
3.2.6 Semua anggota harus berusaha untuk menjawab
sedikitnya dua PoI selama pidato mereka dan mengajukan selama pidato tim lawan.
3.3 Menilai matter
3.3.1. Matter yang dikemukakan harus bersifat
persuasif ‘ Semua unsur matter’ harus mempermudah adjudicator untuk menilai
tingkat persuasi dan kredibilitas matter yang
dikemukakan.
3.3.2 Matter harus dinilai berdasarkan sudut
pandang orang kebanyakan yang masuk akal. Para
adjudicator harus menganalisis matter yang dikemukakan dan menilai tingkat
persuasinya, dengan mengabaikan pengetahuan seorang ahli yang mungkin mereka
miliki tentang permasalahan yang diperdebatkan.
3.3.3. Para adjudicator tidak boleh membuat penilaian berdasarkan
prasangka. Semua angota debat tidak boleh diskriminasi berdasarkan agama, jenis
kelamin, ras, warna kulit, preferensi seksual, usia, status sosial atatu cacat
tubuh.
3.3.4. PoI harus dinilai berdasarkan damapaknya
terhadap tingkat persuasi kasus yang dikemukakan baik oleh anggota yang
mengajukan PoI maupun anggota yang
menjawab.
Bagian
4-Manner
4.1
Definisi manner
4.2.1
Unsur-unsur gaya mencakup
kontak mata, modulasi suara, gerak tangan, bahasa, penggunaan catatan dan
unsur-unsur lain yang dapat mempengaruhi tingkat efektivitas pidato seorang
anggota debat.
4.2.2
Kontak mata biasanya dapat
membantu seorang anggota untuk merebut simpati penonton karena akan membuat
anggota tersebut terlihat lebih tulus.
4.2.3
Modulasi suara biasanya dapat
membantu seorang anggota untuk merebut simpati penonton pada saat ia membuat
penekanan pada argument-argumen penting dan menjaga perhatian penonton.
Modulasi suara mencakup tekanan, nada dan volume suara anggota tersebut dan
juga penggunaan pause.
4.2.4
Gerak tangan (gesture) biasanya dapat membantu seorang
anggota untuk membuat penekanan pada argument-argumen penting. Akan tetapi,
pengunaan gerak tangan yang berlebihan justru dapat menganggu dan mengurangi
tingkat perhatian penonton terhadap argument-argumen tersebut.
4.2.5
Bahasa yang digunakan harus
jelas dan tidak bertele-tele. Nilai argument seorang angota debat yang
menggunakan bahasa yang terlalu berlebihan atau membingungkan dapat berkurang
jika ia kehilangan perhatian penonton.
4.2.6
Anggota diperbolehkan untuk
membuat catatan, namun sebaliknya tidak terlalu bergantung pada catatannya dan
kurang memperhatikan unsure-unsur manner yang
lain.
4.3. Unsur-unsur
Struktur
4.3.1. Struktur terdiri atas struktur pidato anggota
debat dan struktur pidato tim secara keseluruhan.
4.3.2. Matter
yang dikemukakan oleh setiap anggota harus terstruktur. Anggota yang
bersangkutan harus menyusun matter-nya sedemikian rupa hingga dapat
meningkatkan efektivitas pidatonya. Secara substantif pidato setiap anggota
harus:
a. menggunakan pendekatan yang konsisten terhadap permasalahan yang
sedang diperdebatkan;
b. menyampikan matter positif jika
timnya menyampaikan matter positif;
c. mencakup; pendahuluan, kesimpulan dan
serangkaian argumen.
d. tertib waktu sesuai dengan batasan waktu dan prioritas yang ingin
disampaikan dan memberi porsi waktu yang cukup untuk menyampaikan matter.
4.4. Menilai manner
4.4.1. Para
adjudicator harus menilai semua unsur manner secara bersama-sama untuk
menentukan tingkat efektivitas pidato seorang anggota. Para
adjudicator harus menilai apakah cara yang digunakan oleh seorang anggota debat
memperkuat atau justru memperlemah pidato mereka.
4.4.2. Para adjudicator harus menyadari bahwa banyak
gaya yang layak dilakukan, dan bahwa merka tidak
boleh mendiskriminasi seorang anggota debat karena gaya yang dianggap tidak layak untuk debat
parlementer di daerah asal mereka.
4.4.3. Para
adjudicator tidak boleh membuat penilaian berdaasrkan prasangka. semua anggota
debat tidak boleh diskriminasi berdasarkan agama, jenis kelamin, ras, warna
kulit, preferensi seksual, usia, status sosial atau cacat tubuh.
Bagian
5— Penjurian
5.1. Peran adjudicator
5.1.1. Semua adjidicator harus :
a)
merundingkan dan mendiskusikan
debat yang dinilai dengan adjudicator lain;
b)
menentukan ranking semua tim;
c)
menentukan nilai tim yang
berdebat;
d)
menentukan nilai anggota debat;
e)
melengkapi semua dokumen yang
diperlukan;
5.1.2. Sidang penjurian harus berusaha untuk
mencapai kesepakatan mengenai penilaian debat. oleh karena itu, semua
adjudicator harus bersidang dengan semangat kerjasama dan saling menghormati
satu sama lain.
5.1.3. Semua adjudicator harus memahami bahwa
masing-masing adjudicator memiliki pendapat yang berbeda atau bertentangan dengan
pendapat adjudicator lain. oleh karena itu, para adjudicator harus berusaha
untuk mendasari penilaian mereka pada peraturan ini untuk memperkecil subjektivitas
dan memberikan pendekatan yang konsisten dalam menilai debat.
5.2. Menentukan ranking tim
5.2.1 Semua tim yang mengikuti debat harus
diranking dari ranking pertama hingga ranking terakhir. Tim yang menempati
ranking pertama diberi nilai 3, tim yang menempati ranking kedua diberi nilai
2, tim yang menempati ranking ketiga diberi nilai 1, tim yang menempati ranking
keempat diberi nilai 0.
5.2.2. Tim dapat memperoleh nilai 0 jika mereka
tidak dapat hadir di tempat yang ditentukan selambat-lambatnya setelah waktu
yang ditentukan.
5.2.3. Tim dapat memperoleh nilai 0 jika semua
adjudicator sepakat bahwa salah satu (atau lebih) anggotanya telah melecehkan
anggota lain dengan menyinggung masalah agama, jenis kelamin, ras, warna kulit,
daerah asal, preferensi seksual atau cacat tubuh.
5.2.4. Para
adjudicator harus bersidang menentukan ranking tim. jika kesepakatan tidak
dapat diperoleh lewat musyawarah, keputusan mayoritas akan digunakan untuk
menentukan ranking. jika keputusan mayoritas juga tidak dapat diperoleh, ketua
dewan adjudicator berhak untuk menentukan ranking.
5.3. Menilai dan memberi angka tim
5.3.1. Sidang adjudicator harus mencapai kesepakatan
tentang nilai yang diberikan kepada setiap tim. kemudian masing-masing
adjudicator akan memberi angka tiap-tiap tim secara sendiri-sendiri sesuai
skala penilaian yang sudah disepakati. jika ada anggota adjudicator yang
melenceng dari nilai yang sudah disepakati, anggota tidak harus menyesuaikan
nilainya dan boleh melengkapi angka penilaiannya sendiri.
5.3.2. Nilai dan angka tim harus diberikan dengan
interpretasi sebagai berikut
Nilai
|
Angka
|
Penjelasan
|
A.
|
180-200
|
Excellent to flawless. standar yang layak bagi tim yang bertanding
di babak semi final/final. tim ini mempunyai banyak kekuatan dan sedikit,
jika ada, kelemahan.
|
B.
|
160-179
|
Above avarage to very good. standar yang layak dilihat atau menuju
final. tim ini mempunyai kekuatan yang jelas dan beberapa kelemahan yang
tidak mencolok.
|
C.
|
140-159
|
Avarage. Tim ini mempunyai kekuatan dan kekurangan yang kurang
lebih seimbang.
|
D.
|
120-139
|
Poor to below avarage. tim ini jelas mempunyai masalah dan sedikit
kekuatan.
|
E.
|
100-119
|
Very poor. Tim ini mempunyai kelemahan fundamental dan sangat
sedikit, jika ada, kekuatan.
|
5.4. Menilai anggota tim debat
5.4.1. Setelah adjudicator menyepakati nilai yang
akan diberikan kepada tiap tim, masing-masing adjudicator akan memberi angka
penilaian individual bagi tiap-tiap anggota, dengan catatan angka penilaian tim
secara keseluruhan masih dalam cakupan nilai yang disepakati untuk tim tersebut
5.4.2. Angka penilaian individu harus diberikan
dengan interpretasi sebagai berikut
Nilai
|
Angka
|
Penjelasan
|
A.
|
90-100
|
Excellent to flawless. standar pidato yang layak bagi Pembicara
yang bertanding di babak semi final/final.pembicara ini mempunyai banyak
kekuatan dan sedikit, jika ada, kelemahan.
|
B.
|
80-89
|
Above avarage to very good. standar yang layak dilihat atau menuju
final. Pembicara ini mempunyai kekuatan yang jelas dan beberapa kelemahan
yang tidak mencolok.
|
C.
|
70-79
|
Avarage. Pembicara ini mempunyai kekuatan dan kekurangan yang
kurang lebih seimbang.
|
D.
|
60-69
|
Poor to below avarage. Pembicara ini jelas mempunyai masalah dan
sedikit kekuatan.
|
E.
|
50-59
|
Very poor. Pembicara ini mempunyai kelemahan fundamental dan
sangat sedikit, jika ada, kekuatan.
|
5.5. Penjelasan penilaian.
5.5.1. Diakhir kompetisi ketua adjudicator harus
menyampaikan penjelasan penilaian debat.
5.5.2. Penilaian harus disampaikan oleh ketua
adjudicator, atau jika berhalangan, oleh seorang anggota adjudicator yang
ditunjuk oleh ketua.
5.5.3. Penjelasan penilaian debat diharapkan mencakup:
a)
menyatakan urutan ranking semua
tim debat;
b)
menjelaskan alasan penentuan
ranking tersebut dengan menjamin bahwa semua tim dinilai sesuai dengan alasan
yang dijelaskan;
c)
memberikan komentar-komentar
yang membangun kepada anggota-anggota individual jika ketua adjudicator
menganggap perlu.
5.5.4. Penyampaian penilaian tidak boleh lebih lama
dari 10 menit
5.5.5. Anggota debat boleh mendekati seorang
adjudicator untuk meminta penjelasan lebih lanjut setelah penjelasan penilaian
disampaikan selama dilakukan dengan sopan.
Digubah
seperlunya oleh : Samuel Tambunan